1. Geumsan Insam
Geumsam merupakan produsen gingseng terbesar di Korea Selatan. Geumsan Insam diadakan untuk mempromosikan manfaat gingseng ke masyarakat luas, dan juga turis mancanegara.
Geumsam merupakan produsen gingseng terbesar di Korea Selatan. Geumsan Insam diadakan untuk mempromosikan manfaat gingseng ke masyarakat luas, dan juga turis mancanegara.
Pada awalnya gingseng hanya dikenal
sebagai bahan untuk obat, namun seiring dengan perkembangan jaman, kita bisa
menemukan makanan-makanan lezat yang terbuat dari gingseng seperti teh dan kue.
Dengan semakin populernya gingseng, bahan ini kemudian menjadi bisa ditemui tidak
hanya di Korea namun juga negara-negara lain. Ada sekitar enam hingga tujuh
jenis gingseng yang dikenal di seluruh dunia. Nah, di festival yang sudah
digelar selama lebih dari 29 tahun ini kita akan melihat segala sesuatu yang
berhubungan dengan gingseng, termasuk pameran perdagangan internasional dan
obat-obatan tradisional. Dari festival ini diharapkan masyarakat semakin
memahami kegunaan gingseng bagi kehidupan.
2. Hi Seoul Festival
Hi Seoul Festival adalah gelaran yang membuat kota Seoul ramai dan meriah. Ada parade, pertunjukan drama, pameran makanan, upacara adat, dan pertunjukkan lampu digelar sekaligus di beberapa sudut kota. Sebuah festival yang diperuntukkan bagi siapapun yang tengah berada di Seoul. Festival yang dimulai sejak tahun 2003 ini, dihelat pada musim semi yang jatuh antara bulan Mei dan April. Selama Hi Seoul Festival, kota Seoul akan selalu dihiasi lampu dan perayaan. Pusat kota adalah tempat utama festival ini digelar. Beberapa titik yang biasanya ramai adalah kawasan sekitar Cheong Wa Dae, Sinchon, Insa-dong, Hingdae, dan jalanan di sepanjang Daehangno. Beberapa parade yang sangat menarik adalah kompetisi hewan peliharaan, pertunjukan tradisional Jepang, pertunjukan melawan banteng, parade Jongmyo Jerye, dan barongsai. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati kontes tari serta pertunjukkan perkusi khas Korea. Seni-seni tradisional Korea lain yang biasanya menjadi pengisi Hi Seoul Festival adalah Namsadangpae, Salpuri, Nongak dan Hangul Calligraphy.
3. Andong Maskdance Festival
Di Maskdance Festival ini, pengunjung akan menikmati pertunjukkan tari topeng yang merupakan seni tradisional Korea. Tarian ini merupakan bagian peting dari warisan budaya, khususnya tarian Byeolsingut Talnori. Byeolsingut Talnori sudah menjadi kekayaan budaya tak benda yang penting bagi Korea. Ada juga tari Talchum yang merupakan pertunjukan sekaligus seni rakyat yang digunakan untuk menyindir dan mengejek para tuan tanah dari Dinasti Chosun. Tidak hanya tarian milik Korea saja yang akan dipertontonkan dalam festival ini namun tari-taraian topeng dari negara lain. Sehingga pengunjung bisa melihat aneka tarian dari berbagai tempat di dunia seperti Thailand, India, Filipina, Israel, Taiwan dan Malaysia. Pertunjukkan tarian yang dihelat selama Maskdance Festival biasanya dilakukan di sebuah sudut yang indah tepian Sungai Nakdong. Tepatnya di desa Hahoe yang menjadi bagian dari kota Andong.
4. Chungju World Martial Art Festival
Chungju World Martial Art Festival mempertontonkan seni bela diri. Dalam festival ini panitia biasanya juga mengundang seniman bela diri dari negara lain. Biasanya festival ini dibuka dengan penampilan berbagai seni bela diri seperti Taekgyeon, Taekwondo dan Hapkido oleh kelompok-kelompok martial art tradisional Korea. Chungju sendiri merupakan kota asal muasal dikembangkannya Taekgyeon. Sementara itu, festival ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1998 sebagai bagian dari upaya untuk membuat Taekgyeon semakin populer. Benar saja, makin lama festival ini semakin diakui di dunia internasional. Anda yang melihat dari dekat festival ini bisa sekaligus mempelajari aneka seni bela diri yang diperagakan dari kontingen berbagai negara. Tidak hanya pertunjukkan martial art yang menjadi suguhan utama Chungju World Martial Art Festival, ada juga pameran senjata tradisional dan baju besi dari berbagai negara yang akan dipajang selama gelaran ini berlangsung.
5. Hyeseok Cultural Festival
Hyeseok Cultural Festival didekasikan untuk penulis novel terkenal berjudul “When Buckwheat Flower Blooms”. Novel ini menggambarkan hubungan antara kehidupan manusia dengan alam melalui keindahan pemandangan Bongpyeong yang mempesona. Bongpyeong sendiri adalah kampung halaman sang penulis yang sering disebut-sebut dalam novelnya. Acara festival meliputi berbagai macam hal yang berhubungan dengan dunia sastra dan tradisi Korea seperti pameran puisi, malam sastra, lomba menulis esai, membuat kerajinan tradisional, mewarnai kuku dengan balsam dan masih banyak lagi. Pertunjukan budaya juga dipertontonkan, seperti tari tradisional Pungmulnori yang mengandalkan tetabuhan perkusi.
6. Jeonju International Sori Festival
Festival internasional ini menampilkan olah vokal dan musik khas Korea serta perpaduannya dengan musik global. Kendati merupakan festival international namun tidak dapat dipungkiri bahwa Jeonju International Sori Festival sangat mengedepankan budaya khas negara ini. Selain penampilan artis-artis Korea, festival ini juga dimeriahkan oleh penampil dari luar negeri. Inilah menariknya Jeonju International Sori Festival karena menampilkan seniman dari berbagai genre musik dan bergabung bersama-sama dalam sebuah festival yang tidak hanya menarik bagi warga Korea namun juga wisatawan yang sedang berlibur ke negara ini. Event-evet lain yang juga digelar bersamaan dengan festival ini adalah pertunjukkan untuk anak-anak, zona khusus anak dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan seni musik dan olah vokal. Jeonju International Sori Festival biasanya digelar di dua tempat sekaligus yakni Sori Art Center dan Hanok Village.
7. Boryeong Mud Festival
Boryeong Mud Festival ini digelar di Boryeong, Korea Selatan setiap tahunnya pada bulan Juli di Daecheon Beach Mud Plaza. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak tahun 1997 dan masih eksis hingga sekarang. Daecheon Beach adalah pantai terbesar di sebelar barat dan dikenal sangat bersih dan destinasi utama wisatawan. Lumpur yang dipakai selama event in berlangsung diambil dari dataran lumpur Boryeong. Lumpur-lumpur ini kaya mineral dan digunakan untuk pembuatan kosmetik. Seperti namanya, selama 9 hari dihelat semua kegiatan di festival melibatkan lumpur. Di perhentian pertama event ini ada Mud Self Massage Zone yakni cekungan lumpur yang ada di sepanjang pantai. Anda tinggal mengoleskan lumpur ke seluruh tubuh dan tunggu hingga 10 menit sampai lumpur berubah menjadi putih. Cucilah tubuh Anda di laut agar bersih kembali. Anda bebas mengulangi keasyikan ini beberapa kali karena lumpur di festival ini sangat baik untuk kulit. Di even ini, Anda akan menemukan berbagai stand kesehatan dan klinik kecantikan yang menawarkan pijat, akupuntur dan perawatan lainnya yang memanfaatkan kualitas kosmetika dari lumpur ini.
2. Hi Seoul Festival
Hi Seoul Festival adalah gelaran yang membuat kota Seoul ramai dan meriah. Ada parade, pertunjukan drama, pameran makanan, upacara adat, dan pertunjukkan lampu digelar sekaligus di beberapa sudut kota. Sebuah festival yang diperuntukkan bagi siapapun yang tengah berada di Seoul. Festival yang dimulai sejak tahun 2003 ini, dihelat pada musim semi yang jatuh antara bulan Mei dan April. Selama Hi Seoul Festival, kota Seoul akan selalu dihiasi lampu dan perayaan. Pusat kota adalah tempat utama festival ini digelar. Beberapa titik yang biasanya ramai adalah kawasan sekitar Cheong Wa Dae, Sinchon, Insa-dong, Hingdae, dan jalanan di sepanjang Daehangno. Beberapa parade yang sangat menarik adalah kompetisi hewan peliharaan, pertunjukan tradisional Jepang, pertunjukan melawan banteng, parade Jongmyo Jerye, dan barongsai. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati kontes tari serta pertunjukkan perkusi khas Korea. Seni-seni tradisional Korea lain yang biasanya menjadi pengisi Hi Seoul Festival adalah Namsadangpae, Salpuri, Nongak dan Hangul Calligraphy.
3. Andong Maskdance Festival
Di Maskdance Festival ini, pengunjung akan menikmati pertunjukkan tari topeng yang merupakan seni tradisional Korea. Tarian ini merupakan bagian peting dari warisan budaya, khususnya tarian Byeolsingut Talnori. Byeolsingut Talnori sudah menjadi kekayaan budaya tak benda yang penting bagi Korea. Ada juga tari Talchum yang merupakan pertunjukan sekaligus seni rakyat yang digunakan untuk menyindir dan mengejek para tuan tanah dari Dinasti Chosun. Tidak hanya tarian milik Korea saja yang akan dipertontonkan dalam festival ini namun tari-taraian topeng dari negara lain. Sehingga pengunjung bisa melihat aneka tarian dari berbagai tempat di dunia seperti Thailand, India, Filipina, Israel, Taiwan dan Malaysia. Pertunjukkan tarian yang dihelat selama Maskdance Festival biasanya dilakukan di sebuah sudut yang indah tepian Sungai Nakdong. Tepatnya di desa Hahoe yang menjadi bagian dari kota Andong.
4. Chungju World Martial Art Festival
Chungju World Martial Art Festival mempertontonkan seni bela diri. Dalam festival ini panitia biasanya juga mengundang seniman bela diri dari negara lain. Biasanya festival ini dibuka dengan penampilan berbagai seni bela diri seperti Taekgyeon, Taekwondo dan Hapkido oleh kelompok-kelompok martial art tradisional Korea. Chungju sendiri merupakan kota asal muasal dikembangkannya Taekgyeon. Sementara itu, festival ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1998 sebagai bagian dari upaya untuk membuat Taekgyeon semakin populer. Benar saja, makin lama festival ini semakin diakui di dunia internasional. Anda yang melihat dari dekat festival ini bisa sekaligus mempelajari aneka seni bela diri yang diperagakan dari kontingen berbagai negara. Tidak hanya pertunjukkan martial art yang menjadi suguhan utama Chungju World Martial Art Festival, ada juga pameran senjata tradisional dan baju besi dari berbagai negara yang akan dipajang selama gelaran ini berlangsung.
5. Hyeseok Cultural Festival
Hyeseok Cultural Festival didekasikan untuk penulis novel terkenal berjudul “When Buckwheat Flower Blooms”. Novel ini menggambarkan hubungan antara kehidupan manusia dengan alam melalui keindahan pemandangan Bongpyeong yang mempesona. Bongpyeong sendiri adalah kampung halaman sang penulis yang sering disebut-sebut dalam novelnya. Acara festival meliputi berbagai macam hal yang berhubungan dengan dunia sastra dan tradisi Korea seperti pameran puisi, malam sastra, lomba menulis esai, membuat kerajinan tradisional, mewarnai kuku dengan balsam dan masih banyak lagi. Pertunjukan budaya juga dipertontonkan, seperti tari tradisional Pungmulnori yang mengandalkan tetabuhan perkusi.
6. Jeonju International Sori Festival
Festival internasional ini menampilkan olah vokal dan musik khas Korea serta perpaduannya dengan musik global. Kendati merupakan festival international namun tidak dapat dipungkiri bahwa Jeonju International Sori Festival sangat mengedepankan budaya khas negara ini. Selain penampilan artis-artis Korea, festival ini juga dimeriahkan oleh penampil dari luar negeri. Inilah menariknya Jeonju International Sori Festival karena menampilkan seniman dari berbagai genre musik dan bergabung bersama-sama dalam sebuah festival yang tidak hanya menarik bagi warga Korea namun juga wisatawan yang sedang berlibur ke negara ini. Event-evet lain yang juga digelar bersamaan dengan festival ini adalah pertunjukkan untuk anak-anak, zona khusus anak dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan seni musik dan olah vokal. Jeonju International Sori Festival biasanya digelar di dua tempat sekaligus yakni Sori Art Center dan Hanok Village.
7. Boryeong Mud Festival
Boryeong Mud Festival ini digelar di Boryeong, Korea Selatan setiap tahunnya pada bulan Juli di Daecheon Beach Mud Plaza. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak tahun 1997 dan masih eksis hingga sekarang. Daecheon Beach adalah pantai terbesar di sebelar barat dan dikenal sangat bersih dan destinasi utama wisatawan. Lumpur yang dipakai selama event in berlangsung diambil dari dataran lumpur Boryeong. Lumpur-lumpur ini kaya mineral dan digunakan untuk pembuatan kosmetik. Seperti namanya, selama 9 hari dihelat semua kegiatan di festival melibatkan lumpur. Di perhentian pertama event ini ada Mud Self Massage Zone yakni cekungan lumpur yang ada di sepanjang pantai. Anda tinggal mengoleskan lumpur ke seluruh tubuh dan tunggu hingga 10 menit sampai lumpur berubah menjadi putih. Cucilah tubuh Anda di laut agar bersih kembali. Anda bebas mengulangi keasyikan ini beberapa kali karena lumpur di festival ini sangat baik untuk kulit. Di even ini, Anda akan menemukan berbagai stand kesehatan dan klinik kecantikan yang menawarkan pijat, akupuntur dan perawatan lainnya yang memanfaatkan kualitas kosmetika dari lumpur ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar